Gejolak ekonomi indonesia saat ini juga sangat perpengaruh pada dunia pertambangan tanpa terkecuali,hal ini juga menyebabkan harga
batu bara yang kian anjlok sehingga sebagian besar perusahaan
tambang menghentikan produksi dan terancam gulung tikar. Deputi Direktur
Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia, Hendra Sinadia,
mengatakan hingga bulan ini sudah 80 persen perusahaan tambang batu bara
yang menyetop produksi dan tutup sementara. "Margin sudah negatif. Buat
apa lagi beroperasi?" kata Hendra kepada Tempo, Selasa, 4 Agustus 2015.
http://industriindonesia.com/
Menurut
Hendra, dari 3.000 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan, saat
ini hanya 500 yang masih beroperasi. Sebagian besar yang tutup adalah
perusahaan kecil di daerah pertambangan, seperti Kalimantan.
Meski
begitu, dia menjamin produksi batu bara untuk memenuhi kebutuhan
nasional masih terjaga karena beberapa perusahaan mempunyai cadangan
besar dan teknologi tinggi. "Mereka masih bisa beroperasi secara
efisien," ujarnya.
Pada Juni lalu, harga batu bara dunia
rata-rata berada di angka US$ 59,19 per ton, sedangkan harga batu bara
acuan (HBA) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral US$ 59,59 per
ton. Harga itu anjlok bila dibandingkan dengan Juni 2014, saat batu bara
dihargai rata-rata US$ 72,45 per ton. Pada Juli lalu, HBA kembali turun
menjadi US$ 59,19 per ton.
Akibatnya, kata Hendra, banyak
perusahaan batu bara merugi karena biaya produksi batu bara berada di
atas harga jual. Hendra mengatakan gencarnya proyek pembangunan
pembangkit listrik tenaga uap tidak berhasil menopang harga karena tidak
ada peningkatan dari penambang ke operator.
Baca juga : solusi meningkatkan kwalitas kalori batubara.
Selasa, 01 September 2015
BATUBARA ANJLOK PENGUSAHA TERANCAM BANGKRUT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar